Rabu, 17 Juli 2019

Tips bagi Anak Pertama Kali Masuk Sekolah



















Masuk dalam lingkungan baru dapat membuat anak merasa cemas. Beberapa anak mudah beradaptasi, beberapa lainnya membutuhkan waktu lebih lama. 
Orangtua perlu sabar menghadapi hal ini dan melihatnya sebagai hal normal dan biasa.

Mengucapkan "selamat tinggal" pada hari pertama sekolah di tahun ajaran baru menjadi momen sulit bukan saja bagi anak namun bagi orangtua. Sebagai langkah awal yang dapat Orangtua lakukan adalah membangun perasaan aman dan nyaman bagi anak terhadap Guru beserta Lingkungan sekolahnya.


Berikut tips "bebas air mata" dari The American Medical Association yang dapat dicoba bagi anak-anak kita:

1. Perkenalkan kembali anak kepada guru. Biarkan anak membentuk hubungan awal kembali. Ceritakan bagaimana orangtua mempercayai guru dan bahwa guru sangat memperhatikan anak.

2. Tanyakan kepada guru apakah anak dapat membawa barang kesayangannya untuk disimpan dalam loker atau tasnya. Cukup membawa 1 barang favorit anak seperti foto keluarga, boneka/mainan, atau kaos favorit.

3. Jangan menyelinap pergi. Kebanyakan orangtua menyelinap pergi karena takut anak akan menangis bila melihat. Sebaliknya, saatnya pergi pastikan anak melihat dan mengucapkan selamat tinggal kepada anak. Pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal kepada anak justru berisiko membuat anak justru makin merasa tidak aman.

4. Segera pergi setelah mengucapkan selamat tinggal. Banyak orangtua justru membuat 'drama panjang' dengan mengintip, melambai tangan atau membuat wajah lucu dari jendela. Hal ini hanya akan memperkuat rasa anak bahwa sekolah adalah tempat yang kurang aman.

5. Jangan berlama-lama. Semakin lama orangtua tinggal, semakin sulit meninggalkan anak di kelas. Biarkan anak tahu bahwa orangtua akan ada di sana untuk menjemputnya, dan berkata, "Sampai ketemu nanti!" begitu dia terlibat dalam suatu kegiatan.

6. Buat ritual bersama. Misal, mengucapkan selamat tinggal kepada anak dengan cara yang sama setiap hari: memberinya ciuman kupu-kupu (bulu matanya di pipinya), lalu menggosok hidung dan pelukan. Atau menciptakan 'toss' atau 'high-five' kreasi sendiri yang dapat menambah rasa percaya diri anak. Ketika 'toss' berakhir, anak tahu sudah waktunya orangtua pergi bekerja.

7. Pertimbangkan memberikan hadiah. Tidak perlu mahal, yang dibutuhkan hanya kreatifitas. Salah satu contohnya adalah memberi stiker (Smile) "senyum" pada anak ketika anak tidak rewel saat ditinggal. Ketika akhir pekan saat memiliki anak lima stiker (Smile) "senyum", anak berhak mendapat makanan kesukaannya.

8. Berkenalan dengan anak-anak lain. Ketika orangtua dapat memanggil teman sekelas anaknya dengan nama, Misal "Nak, itu ada Dewi dan Eko sedang main di sana. Kita ikut yuk." Itu dapat membuat sekolah dan suasana kelas tampak jauh lebih akrab dan nyaman.


sumber:
https://edukasi.kompas.com/read/2018/07/16/17314231/hari-pertama-sekolah-anak-masih-rewel-di-kelas-coba-8-tips-ini

Senin, 15 Juli 2019

Usia minimal masuk SD

Seringkali muncul pertanyaan bagi para Orangtua yang memiliki anak dengan usia tanggung lahir di bulan Juli-Desember, untuk pertimbangan minimal usia anak-anak yang ideal masuk SD.
Penjelasan berikut ini dapat membantu memberi pemahaman dan pertimbangan bagi para Orangtua untuk memutuskan pendidikan yang ideal sesuai masa usia anak-anak mereka.
Pada saat anak-anak berada di usia bermain sebaiknya mereka mendapatkan waktu yang cukup melalui pendidikan usia dini. Sehingga aspek Motorik, Psikologis, Kognitif dan Emosi anak dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik hingga pada waktunya nanti anak-anak siap menempuh pendidikan di Sekolah Dasar.