Jumat, 08 April 2016
Selasa, 01 Maret 2016
Senin, 11 Mei 2015
Parenting di Lembaga PAUD
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL
P2PNFI REGIONAL 2
SEMARANG 2012
PENGELOLAAN PROGRAM PARENTING DI LEMBAGA PAUD
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah tanggung jawab
bersama antara keluarga, lembaga pendidikan dan masyarakat. Orangtua sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anak memiliki peran
penting dalam menciptakan lingkungan pengasuhan yang baik bagi anak. Mereka
berkewajiban dan bertanggungjawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik dan
melindungi anak serta menumbuhkembangkan anak sesuai kemampuan, bakat dan
minatnya.
Menjadi orangtua yang berkualitas seolah-olah baru akan terukur kalau anak
sudah menjadi “orang” atau ”sukses.” jika anak sudah menjadi dokter, pilot,
pengusaha, pengacara, dan profesi-profesi ”keren” lainnya. Padahal untuk
mencapai itu adalah suatu proses rumit dan walaupun sudah tercapai gelar, belum
tentu anak itu mampu menangani tekanan – tekanan yang ada di lingkungannya.
Pendidikan anak usia dini sangat
menentukan masa depan seorang anak. Maka itu, masa inilah yg harus dipersiapkan
sebaik mungkin, dan ini memerlukan treatment orangtua yang tepat. Menjadi
orangtua berkualitas dapat dilakukan melalui program pengasuhan.
Pendidikan dan pengasuhan yang dilakukan orangtua di rumah memiliki
peran yang sangat besar dalam pembentukan kepribadian anak.
Kualitas asuhan orangtua dalam memenuhi kebutuhan esensial anak akan mampu mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan anak.
Lembaga PAUD dapat membantu untuk mendorong, memotivasi dan memfasilitasi orangtua agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam mengasuh dan mendidik anak. Lembaga dapat merancang sebuah program yang dapat mengoptimalkan keterlibatan orangtua dalam pengasuhan yang mendukung tumbuh kembang anak, sehingga ada kesinambungan antara program di lembaga kelompok bermain dan di rumah.
Agar pelaksanaan program dapat berjalan dengan optimal, maka perlu disediakan suatu panduan untuk melaksanakan program keterlibatan orangtua dalam pengasuhan tersebut
Kualitas asuhan orangtua dalam memenuhi kebutuhan esensial anak akan mampu mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan anak.
Lembaga PAUD dapat membantu untuk mendorong, memotivasi dan memfasilitasi orangtua agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam mengasuh dan mendidik anak. Lembaga dapat merancang sebuah program yang dapat mengoptimalkan keterlibatan orangtua dalam pengasuhan yang mendukung tumbuh kembang anak, sehingga ada kesinambungan antara program di lembaga kelompok bermain dan di rumah.
Agar pelaksanaan program dapat berjalan dengan optimal, maka perlu disediakan suatu panduan untuk melaksanakan program keterlibatan orangtua dalam pengasuhan tersebut
B. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
3. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan
4. Permendiknas No. 31 tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat
Jenderal Pendidikan Non formal dan Informal
C. TUJUAN
1. Sebagai pedoman bagi lembaga PAUD dalam menyelenggarakan program pengasuhan/parenting
2.
Sebagai pedoman bagi
lembaga pembina terhadap pelaksanaan program pengasuhan/parenting
D. SASARAN
1. Lembaga penyelenggara program PAUD holistik integratif
2. Jajaran dinas pembina PAUD (Dinas pendidikan, kab/kota, dan kecamatan serta
mitra terkait)
E. PENGERTIAN-PENGERTIAN
1. Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untukmembantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
2.
Pengasuhan/Parenting
Pengasuh erat
kaitannya dengan kemampuan suatu keluarga/ rumah tangga dan komunitas dalam hal
memberikan perhatian, waktu dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan fisik,
mental, dan social anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan serta bagi
anggota keluarga lainnya (ICN 1992 dalamEngel et al. 1997). Hoghughi (2004)
menyebutkan bahwa pengasuhan mencakup beragam aktifitas yang bertujuan agar
anak dapat berkembang secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik. Prinsip pengasuhan menurut Hoghughi tidak menekankan pada siapa (pelaku)
namun lebih menekankan pada aktifitas dari perkembangan dan pendidikan anak.
Oleh karenanya pengasuhan meliputi pengasuhan fisik, pengasuhan emosi dan
pengasuhan social.
Pengasuhan
fisik mencakup semua aktifitas yang bertujuan agar anak dapat bertahan hidup
dengan baik dengan menyediakan kebutuhan dasarnya seperti makan, kehangatan,
kebersihan, ketenangan waktu tidur, dan kepuasan ketika membuang sisa
metabolisme dalam tubuhnya.
Pengasuhan
emosi mencakup pendampingan ketika anak mengalami kejadian-kejadian yang tidak
menyenangkan seperti merasa terasing dari teman-temannya, takut, atau mengalami
trauma. Pengasuhan emosi ini mencakup pengasuhan agar anak merasa dihargai
sebagai seorang individu, mengetahui rasa dicintai, serta memperoleh kesempatan
untuk menentukan pilihan dan untuk mengetahui resikonya. Pengasuhan emosi ini
bertujuan agar anak mempunyai kemampuan yang stabildan konsisten dalam
berinteraksi dengan lingkungannya, menciptakan rasa aman, serta menciptakan
rasa optimistic atas hal-hal baru yang akan ditemui oleh anak.
Pengasuhan
sosial bertujuan agar anak tidak merasa terasing dari lingkungan sosialnya yang
akan berpengaruh terhadap perkembangan anak pada masa-masa selanjutnya.
Pengasuhan sosial ini menjadi sangat penting karena hubungan sosial yang
dibangun dalam pengasuhan akan membentuk sudut pandang terhadap dirinya sendiri
dan lingkungannya.pengasuhan sosial yang baik berfokus pada memberikan bantuan
kepada anak untuk dapat terintegrasi dengan baik di lingkungan rumah maupun
sekolahnya dan membantu mengajarkan anak akan tanggung jawab sosial yang harus
diembannya (Hughoghi, 2004).
Sementara itu,
menurut Jerome Kagan seorang psikolog perkembangan mendefinisikan pengasuhan
(parenting) sebagai serangkaian keputusan tentang sosialisasi pada anak, yang
mencakup apa yang harus dilakukan oleh orang tua/ pengasuh agar anak mampu
bertanggung jawab dan memberikan kontribusi sebagai anggota masyarakat termasuk
juga apa yang harus dilakukan orang tua/ pengasuh ketika anak menangis, marah,
berbohong, dan tidak melakukan kewajibannya dengan baik (Berns, 1997). Berns
(1997) menyebutkan bahwa pengasuhan merupakan sebuah proses interaksi yang
berlangsung terus-menerus dan mempengaruhi bukan hanya bagi anak juga bagi
orang tua. Senada dengan Berns, Brooks (2001) juga mendefinisikan pengasuhan
sebagai sebuah proses yang merujuk pada serangkaian aksi dan interaksi yang
dilakukan orang tua untuk mendukung perkembangan anak. Proses pengasuhan
bukanlah sebuah hubungan satu arah yang mana orang tua mempengaruhi anak namun
lebih dari itu, pengasuhan merupakan proses interaksi antara orang tua dan anak
yang dipengaruhi oleh budaya dan kelembagaan sosial dimana anak dibesarkan.
Beberapa
definisi tentang pengasuhan tersebut menunjukkan bahwa konsep pengasuhan
mencakup beberapa pengertian pokok, antara lain: (i) pengasuhan bertujuan untuk
mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal, baik secara fisik,
mental maupun sosial, (ii) pengasuhan merupakan sebuah proses interaksi yang
terus menerus antara orang tua dengan anak, (iii)pengasuhan adalah sebuah
proses sosialisasi, (iv) sebagai sebuah proses interaksi dan sosialisasi proses
pengasuhan tidak bisa dilepaskan dari sosial budaya dimana anak dibesarkan.
BAB II
PROGRAM PENGASUHAN PAUD HOLISTIK
INTEGRATIF
A. PENGASUHAN
Tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan kurun waktu yang sangat
penting dan kritis dalam hal tumbuh kembang fisik, mental, dan psikososial,
yang berjalan sedemikian cepatnya sehingga keberhasilan tahun-tahun pertama sebagian
besar menentukan hari depan anak.
Pengasuhan anak merupakan salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan
dan perkembangan anak, terutama pada masa-masa kritis, yaitu usia 0-8 tahun.
Kehilangan pengasuhan yang baik, misalnya perceraian, kehilangan orangtua, baik
untuk sementara maupun selamanya, bencana alam dan berbagai hal yang bersifat
traumatis lainnya sangat mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologisnya. Risiko
ini akan meningkat, apabila kehilangan ini terjadi dalam masa kritis pertumbuhan
anak, yaitu masa awal kanak-kanak.
Dengan mengacu kepada konsep dasar tumbuh kembang maka secara konseptual
pengasuhan adalah upaya dari lingkungan agar kebutuhan-kebutuhan dasar anak
untuk tumbuh kembang (asah, asih, asuh) terpenuhi dengan baik dan benar,
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Keberhasilan pendidikan anak di Kelompok Bermain sangat
dipengaruhi oleh proses pengasuhan terhadap anak yang dilakukan oleh pendidik
dan didukung oleh lingkungan yang kondusif.
B. PENGERTIAN PENGASUHAN
Pengasuhan adalah kegiatan
merawat, mendampingi, memfasilitasi, dan mengevaluasi seluruh aspek
perkembangan anak dan merespon secara positif
perilaku anak. Pengasuhan anak bisa dilakukan oleh pendidik, orang tua,
atau anggota keluarga yang lain.
Pengasuhan bertujuan memberikan bantuan kepada anak usia dini, agar potensi yang dimiliki anak dapat tumbuh dan berkembang lebih baik. Kegiatan pengasuhan ini selain di rumah juga dilakukan di Lembaga PAUD. Dalam Lembaga PAUD ini anak usia dini tersebut dapat diarahkan pada program yang lebih terarah dan terpadu.
C. TUJUAN
Tujuan program pengasuhan dalam penyelenggaraan
PAUD holistik integratif adalah :
1.
Meningkatkan kesadaran orangtua sebagai pendidik yang
pertama dan utama.
2.
Meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan orangtua/keluarga dalam melakukan
perawatan, perlindungan, pengasuhan, dan pendidikan anak usia dini.
3.
Meningkatkan dukungan
orangtua/keluarga dalam proses pendidikan anak usia dini di lembaga PAUD maupun
di lingkungan masyarakat.
4.
Meningkatkan mutu
pelaksanaan PAUD berbasis keluarga yang mencakup perawatan, pengasuhan,
perlindungan, dan pendidikan.
D. SASARAN
Sasaran program pengasuhan
dalam penyelenggaraan PAUD Holistik integratif adalah:
1.
Orangtua atau keluarga yang anaknya mengikuti pendidikan di
lembaga PAUD (TK, KB, TPA, Pos PAUD, dan SPS lainnya)
2.
Orangtua atau keluarga yang memiliki anak usia dini.
3.
Calon orangtua dan
pihak lain yang berminat.
4.
Anak usia dini ( 0 – 6 tahun)
E. BENTUK
Program pengasuhan
dalam penyelenggaraan PAUD Holistik integratif dapat dilakukan dalam bentuk:
1.
Kegiatan pertemuan orangtua
2.
Keterlibatan orangtua di lembaga PAUD
3.
Pembelajaran di rumah
F. NARASUMBER
Narasumber utama dalam kegiatan ini adalah narasumber yang telah dilatih
dan pengelola/pendidik lembaga PAUD yang bersangkutan. Narasumber lain yang
dapat dilibatkan natara lain ahli bidang tertentu (dokter, psikolog, bidan,
guru), dan/atau tokoh masyarakat di sekitar tempat kegiatan yang berhasil dalam
mendidik anak sehingga dapat diminta nasehatnya.
G. MATERI KEGIATAN
Materi kegiatan program pengasuhan dalam program penyelenggaraan PAUD
holistik integratif disesuaikan dengan kebutuhan orangtua. Secara umum
keterampilan yang perlu ditingkatkan mencakup
bagaimana orangtua atau keluarga menciptakan suasana pembelajaran di
rumah untuk menstimulasi potensi yang dimiliki anak agar kecerdasan anak dapat
berkembang dengan optimal.
Materi kegiatan pertemuan orangtua ditentukan berdasarkan kesepakatan
dan kebutuhan orangtua, misalnya tentang pemeliharaan kesehatan, pemberian
makanan yang bergizi untuk anak, pertolongan pertama kepada anak yang sakit,
dsb. Materi keterlibatan orangtua, lebih ditekankan pada keterampilan orangtua
untuk mendukung kemampuannya saat terlibat di lembaga PAUD sebagai volunteer (relawan) yang bertujuan
mendukung pembelajaran di lembaga PAUD. Sedangkan materi kegiatan program
pembelajaran di rumah adalah hal-hal yang sifatnya informatif mengenai
bagaimana menolong anak mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah atau kegiatan
kurikuler lain.
BAB III
TEKNIS PELAKSANAAN
A. MEMBANGUN
KOMUNIKASI ORANG TUA DAN LEMBAGA PAUD
Komunikasi adalah hal
penting yang perlu mendapat perhatian para pengelola dan pendidik dalam
pendidikan anak usia dini. Komunikasi ini tidak hanya satu arah, yaitu dari
pendidik ke orangtua tetapi juga dari orangtua ke pendidik. Komunikasi dua arah
ini terbagi dalam dua kategori yaitu (1) komunikasi tentang program lembaga,
dan (2) komunikasi tentang individual anak.
Pendidik dapat menginformasikan berbagai program lembaga yang akan atau
sedang dijalankan pada tahun tersebut serta menginformasikan tentang aktivitas
anak, perkembangan anak atau menginformasikan hal-hal yang sebaiknya orangtua
lakukan terhadap anak di rumah dan informasi lain yang mendukung peningkatan
kualitas layanan untuk anak-anak mereka.
Orangtua dapat
mengkomunikasikan tentang anak-anak mereka ke pendidik, baik perkembangan,
minat, maupun kesehatan. Di samping itu orangtua juga dapat menginformasikan
tentang kondisi keluarga ataupun bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan program lembaga dan anak-anak mereka.
Ada berbagai cara berkomunikasi yang dapat dilakukan yaitu: (1) melalui
papan informasi, (2) buku profil lembaga, (3) buku komunikasi, (4) surat, (5)
home visit, dan (6) pertemuan orangtua-pendidik. Berikut ini adalah paparan
tentang berbagai strategi yang dapat dilakukan untuk melakukan komunikasi
melalui berbagai cara di atas:
1. Papan Informasi
Salah satu cara yang dapat
ditempuh untuk menjalin komunikasi dua arah antara pendidik dan orang tua
adalah pengadaan papan informasi. Papan informasi adalah papan yang ditempel di
dinding atau dipasang di tempat strategis sehingga mudah diakses dan dibaca
oleh orang tua maupun pendidik. Papan informasi tersebut dapat dimanfaatkan
untuk menempel berbagai pesan dari pendidik yang dimaksudkan untuk diketahui
orang tua peserta didik maupun pesan dari orang tua peserta didik untuk
diketahui oleh pendidik.
Pesan-pesan yang dapat
disampaikan pada papan informasi antara lain:
a. Pengumuman tentang jadual pertemuan
b. Jadwal pertemuan orang tua yang telah disepakati bersama
dalam musyawarah antara orang tua dan pendidik dapat ditempel pada papan
informasi sehingga mengingatkan kembali orang tua tentang jadwal yang telah
disepakati
c. Selebaran berisi informasi tentang perkembagan dan
pertumbuhan peserta didik.
d. hasil karya peserta didik untuk diapresiasi oleh orang
tua
e. foto-foto kegiatan, baik kegiatan peserta didik, kegiatan
pendidik maupun kegiatan orang tua
f.
foto-foto
peserta didik
g. jadual pembelajaran peserta didik
h. instruksi untuk volunteer
i.
hal-hal
yang relevan dengan rencana kegiatan lembaga
Informasi melalui papan
informasi dapat merupakan pengulangan atau penguatan dari informasi yang
dikirimkan melalui surat atau catatan-catatan yang ditulis melalui buku
penghubung
Materi yang disampaikan
pada papan informasi hendaknya secara rutin diperbaharui sehingga selalu berisi
informasi-informasi yang relevan dengan perkembangan kegiatan anak maupun
kegiatan orang tua. Pembaharuan materi pada papan informasi dapat dilakukan
setiap dua minggu, setiap bulan atau sesuai kebutuhan. Pembaharuan materi ini sangat penting untuk
menarik perhatian karena jika papan
dipenuhi dengan informasi yang sudah lama atau terlihat acak-acakan,
pihak orangtua tidak akan melihatnya.
Pelaksanaan kegiatan ini
dapat melibatkan orangtua. Orangtua yang tertarik menjadi volunteer dapat
diikutsertakan untuk membantu memasang informasi dan menghiasnya. Di samping
itu orangtua juga dapat dilibatkan untuk menyumbang hasil karyanya.
2.Buku Profil Lembaga
Buku Profil lembaga
merupakan salah satu media komunikasi yang penting dalam membangun keterlibatan
dan peran serta orang tua dalam program pendidikan anak usia dini.
Buku Profil lembaga adalah
buku yang memuat informasi-informasi umum tentang profil lembaga, meliputi: 1)
visi dan misi lembaga, 2) program pembelajaran, 3) jadual kegiatan, 4) daftar
kelas, 5) daftar peserta didik, 6) daftar pendidik dan tenaga kependidikan, 7)
fasilitas yang dimiliki, 8) tata tertib dan informasi lain yang bermanfaat
untuk orang tua.
a. Visi dan Misi Lembaga
Visi adalah tujuan yang
hendak dicapai oleh suatu lembaga.
Contoh Visi lembaga PAUD antara lain :
“Menjadikan Dunia Anak Lebih Bermakna”
Contoh misi lembaga PAUD antara lain:
- Melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada anak
- Memberikan kegiatan pembelajaran yang membebaskan proses berkembangnya potensi anak
- Melakukan pembimbingan dan pengasuhan yang terbaik agar anak mendapat pembelajaran yang terbaik
- Melaksanakan kerja sama dengan pihak lain seperti orangtua, lembaga pengasuhan lain agar dunia anak dapat dimiliki anak sepenuhnya
· Melakukan kampanye kepada masyarakat agar anak usia dini memperoleh pembelajaran dan pengasuhan yang terbaik.
b. Sejarah Lembaga
Berisi latar belakang dan
awal mula berdirinya lembaga serta perkembangannya dari tahun ke tahun.
c. Daftar peserta didik
Berisi informasi tentang
jumlah peserta didik, nama-nama peserta didik, usia/tempat tanggal lahir.
d. Daftar pendidik dan tenaga kependidikan
Berisi informasi tentang
nama-nama pendidik dan tenaga kependidikan, pendidikan, pelatihan/seminar yang
pernah diikuti oleh pendidik, pengalaman dalam bidang pendidikan anak usia dini
dan infromasi-informasi lain yang mendukung terkait dengan tenaga pendidik dan
kependidikan.
e. Tata tertib
Beirisi aturan-aturan yang
harus ditaati oleh pihak-pihak yang terkait dengan lembaga, meliputi tata
tertib untuk pendidik, tata tertib untuk anak dan tata tertib untuk orang tua.
f.
Program
Pembelajaran
Memuat informasi tentang
program pembelajaran yang telah direncanakan oleh lembaga meliputi metode
pembelajaran, media pembelajaran, bentuk-bentuk kegiatan dan kegiatan tahunan.
g. Daftar Kelas
Daftar kelas memuat kelas-kelas atau kelompok yang dibuka.
h. Fasilitas Yang dimiliki
Fasilitas yang dimiliki memuat daftar sarana-prasarana yang mendukung
program lembaga. Atara lain:
1) Gedung
2) Halaman
3) Arena bermain
4) APE dalam
5) APE luar
6) Media pembelajaran elektronik
7) Kolam renang
Buku profil lembaga ini
dapat juga dilengkapi dengan foto-foto yang relevan dan mendukung informasi
yang dipaparkan dalam buku tersebut, sehingga menarik untuk dibaca.
3.
Buku Komunikasi/Penghubung
Buku komunikasi adalah suatu media berbentuk buku yang digunakan untuk berkomunikasi
dengan orangtua.
Buku ini memuat catatan
singkat yang menggambarkan keberhasilan yang spesifik, keterampilan atau
perilaku baru serta saran-saran untuk kegiatan dirumah. Buku ini berfungsi
untuk menjembatani komunikasi antara guru dan orang tua peserta didik, sehingga
harus dapat diisi oleh kedua belah pihak. Pihak orang tua didorong untuk
mengirimkan catatan-catatan penting kepada pendidik dan sebaliknya pendidik
juga harus aktif mengirimkan catatan-catatan penting tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Pertukaran catatan dan
tanggapan ini penting agar masing-masing pihak yaitu pendidik dan orang tua
saling bekerjasama untuk mendorong kemajuan anak.
4. Surat
Surat adalah cara lain yang dapat
digunakan untuk berkomunikasi dengan orangtua. Komunikasi melalui surat dapat
dilakukan secara rutin yaitu mingguan atau bulanan sehingga orangtua menerima
informasi secara konsisten atau sesuai dengan kebutuhan. Topik surat bervariasi
sesuai dengan kebutuhan, meliputi:
a.
Informasi tentang
pertemuan orangtua-pendidik
b.
Informasi tentang
kegiatan lembaga
c.
Permohonan bantuan
atau bahan-bahan untuk suatu kegiatan
d.
Permohonan bantuan
untuk menjadi volunteer dalam suatu kegiatan
e.
Ucapan terima kasih
atas bantuannya sebagai volunteer
f.Laporan tentang suatu kegiatan yang sudah berlangsung
g.
Saran-saran untuk
keterampilan pengasuhan di rumah dan sebagainya
B. KEGIATAN PERTEMUAN
ORANG TUA
1. Pengertian
Kegiatan Pertemuan orang tua merupakan wadah komunikasi bagi orang tua
untuk saling berbagi informasi dan pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan
pendidikan anak usia 0-6 tahun di rumah. Anggota keluarga yang dimaksud
termasuk kakek dan nenek serta orang dewasa lainnya yang tinggal serumah.
2. Tujuan
Kegiatan
Pertemuan Orang Tua diharapkan dapat:
a.
Meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan orang tua dalam melaksanakan PAUD di dalam
keluarganya sendiri
b.
Meningkatkan keinginan
orang tua yang mempunyai anak usia dini untuk mengirimkan anaknya ke lembaga
PAUD
c.
Meningkatkan kesiapan
bagi keluarga yang belum mempunyai anak usia dini dalam melaksanakan pendidikan
anak usia dini
3.
Kegiatan
Kegiatan yang
dilakukan dalam pertemuan orang tua dijadwalkan secara rutin sesuai
kesepakatan. Jenis kegiatan tersebut dapat berupa:
a.
Pelatihan
Pelatihan merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan
keterampilan orangtua. Kehadiran orangtua dalam pelatihan ini akan sangat
berguna untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam mendidik dan mengasuh
anak. Orangtua memperoleh kiat-kiat mengasuh dan mendidik anak serta dapat
menerapkannya dengan baik.
b.
Studi Kasus
Studi kasus merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
membahas kasus-kasus/permasalahan yang dihadapi orangtua dalam mengasuh dan
mendidik anak. Oleh karenanya menghadiri kegiatan ini merupakan hal penting
agar orangtua menyadari tantangan-tantangan yang dihadapi para orangtua dalam
mendidik anak dan mendapatkan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi
sehingga mereka lebih percaya diri dalam menerapkannya.
c.
Sarasehan
Sarasehan adalah suatu kegiatan untuk berbagi rasa atau
sharing antar orangtua tentang pengasuhan anak. Kehadiran orangtua dalam
kegiatan ini akan berdampak positif pada anak karena orangtua dapat saling
menceritakan pengalaman mereka dan saling mendukung dalam memberikan pengasuhan
yang baik dan tepat untuk anak.
d. Curah
pendapat
Curah
pendapat adalah pengumpulan pendapat dari setiap peserta tanpa tanggapan antar
peserta atau antara peserta dengan fasilitator, serta tidak memerlukan kehadiran
nara sumber. Hasil yang diharapkan adalah daftar pendapat atau permasalahan
sesuai topik curah pendapat. Daftar yang dihasilkan disusun menurut urutan
jumlah anggota yang menyetujuinya dimasukkan ke dalam daftar hasil curah
pendapat.
4.
Tahapan Pelaksanaan
a.
Pendataan keluarga
1) Mendata keluarga peserta didik sebagai calon peserta pertemuan orang tua
2) Mendata waktu senggang untuk dilaksanakannya kegiatan pertemuan orang tua
b.
Identifikasi topik-topik permasalahan
1) Curah pendapat topik-topik permasalahanyang dihadapi orang tua di rumah
2) Mencatat permasalahan-permasalahan yang dihadapi
orang tua
3) Menghitung jumlah peserta yang memiliki masalah yang
sama
4) Menyusun daftar topik permasalahan
5) Membagi topik permasalahan untuk di bahas dalam kegiatan-kegiatan pertemuan
6) Menyusun jadwal pertemuan
c.
Pelaksanaan
1) Persiapan, meliputi sarana prasarana, tempat, dan daftar hadir serta
format-format yang dibutuhkan
2) Proses Kegiatan,meliputi pembukaan, inti dan penutup
3) Evaluasi akhir kegiatan, peserta mengisi formulir evaluasi singkat kemudian
dibahas bersama
B. Pembelajaran di
Rumah
1. Pengertian
Pembelajaran di rumah
merupakan suatu kegiatan memberikan informasi dan gagasan kepada keluarga dan
atau orangtua mengenai bagaimana menolong anak mengerjakan tugas atau pekerjaan
rumah atau kegiatan kurikuler lain, membuat kegiatan dan rencana Dalam kegiatan
pembelajaran di rumah, guru membantu orang tua memahami metode efektif untuk
memantau kemajuan akademik anak mereka. Anak memiliki aktivitas yang beragam
ketika di rumah, dengan bantuan dan dorongan orangtua.
2.Tujuan Pembelajaran di Rumah
a. Memberikan informasi kepada orangtua agar mengetahui cara memberi dukungan,
membangkitkan semangat dan membantu anak belajar di rumah
b. Memberikan informasi agar orangtua memahami program pembelajaran tahunan di
sekolah dan apa yang dipelajari anak di sekolah.
c. Memberikan pemahaman agar orangtua menghargai keterampilan mengajar,
eksistensi mengenai pendidikan anak usia dini, kegiatan dan tugas di sekolah,
pekerjaan rumah.
d. Memberikan kesadaran bagi orangtua tentang anak sebagai pembelajar yang
bisa berbuat salah.
3.Kegiatan
a. Penguatan aktivitas di sekolah
b. Penguatan aktivitas sekolah adalah suatu kegiatan yang dilakukan orangtua
di rumah untuk menguatkan anak dengan aktivitas-aktivitas yang sudah dilakukan
di sekolah. Kegiatan ini juga untuk mendorong interaksi orangtua dan anak di
rumah.
c. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan orangtua tersebut berdasarkan
petunjuk/saran dari pendidik yang diberikan kepada orangtua.
d. Penyusunan Jadual kegiatan harian
e. Penyusunan jadual harian adalah untuk mengontrol kegiatan harian anak dan
untuk mengajarkan kedisiplinan. Di samping itu orangtua juga merancang waktu
untuk dapat berinteraksi dengan anak.
f.
Modeling
g. Modeling adalah upaya orangtua untuk dapat terlibat menjadi teladan bagi
anak melalui perilaku dan perkataan yang diucapkan.
h. Menyediakan Fasilitas Pendukung
i.
Fasilitas pendukung
adalah sarana/APE/buku-buku bacaan yang sebaiknya disediakan oleh orangtua
untuk menunjang aktivitas-aktivitas pembelajaran di rumah. Termasuk lingkungan
rumah yang mendukung anak dalam melakukan pembelajaran di rumah.
j.
Mendampingi anak dalam
melakukan pembelajaran di rumah, mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah.
k. Memberlakukan reward and punishment. Tentu saja punishment tidak berupa
hukuman melainkan konsekuensi atas tindakan anak.
l.
Memberikan motivasi
saat anak menghadapi kegagalan dan kesulitan dalam mengerjakan sesuatu.
m. Hadir secara aktif dalam berbagai kegiatan sekolah
n. Menyediakan waktu untuk secara aktif dan terus-menerus berinteraksi dengan
anak.
o. Membantu dalam pekerjaan rumah. Dalam pekerjaan rumah, orangtua tidak hanya
mengamati anak bekerja sendiri, melainkan ada aktivitas interaktif anak dengan
orangtua dan anggota masyarakat lain serta mengkaitkan aktivitas dalam
pendidikan anak usia dini dengan kehidupan real anak sehari-hari.
p. Bergabung dengan orangtua dan masyarakat lain dalam suatu kelompok,
misalnya kelompok keluarga gemar membaca
4.Tahapan pelaksanaan
a.
Persiapan
1) Menyusun jadwal kegiatan pembelajaran di rumah
2) Menyusun jadwal harian anak
3) Menyiapkan buku kegiatan anak
b.
Pelaksanaan
1)
Persiapan, meliputi sarana prasarana, tempat,
dan daftar hadir serta format-format yang dibutuhkan
2)
Proses
Kegiatan,meliputi pembukaan, inti dan penutup
3)
Evaluasi akhir kegiatan, peserta mengisi
formulir evaluasi singkat kemudian dibahas bersama
C. Keterlibatan Orang Tua di Lembaga
1. Pengertian
Keterlibatan orang tua di
kelompok/kelas adalah kegiatan yang melibatkan orang tua untuk mengamati
kegiatan anak sekaligus membantu pendidik dalam proses pembelajaran di
kelompok/kelas. Program keterlibatan orang tua ini meliputi kegiatan volunteer (relawan) dalam pembelajaran,
yang bertugas membantu kegiatan pendidik selama proses pembelajaran di
kelompk/kelas. Relawan dalam hal administrasi, yang membantu staff administrasi
dalam hal pembayaran SPP, menabung dan penarikan iuran-iuran lainnya. Relawan
yang mendukung pembelajaran, yang membantu menyiapkan makanan tambahan, pentas
seni, dan kunjungan lapangan.
2.
Tujuan Keterlibatan Orang Tua di Lembaga
Tujuan program keterlibatan orangtua di lembaga PAUD adalah;
a.
Meningkatkan prestasi dan keterampilan anak di lembaga PAUD
b.
Membantu guru dalam meningkatkan
kepercayaan diri anak, mengurangi masalah disiplin anak dan meningkatkan
motivasi belajar anak.
c.
Memberi kesempatan belajar pada
orangtua tentang cara meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
d.
Mengembangkan hubungan dengan
orangtua lain di lembaga PAUD.
3.
Kegiatan
Program
keterlibatan orangtua ini dapat dilaksanakan dalam berbagai kegiatan seperti:
a. Menjadi volunteer (relawan) dalam
pembelajaran, yang bertugas membantu kegiatan pendidik selama proses
pembelajaran di kelompk/kelas.
b. Menjadi volunteer (relawan) dalam hal administrasi, yang membantu staff
administrasi dalam hal pembayaran SPP, menabung dan penarikan iuran-iuran
lainnya.
c. Menjadi volunteer (relawan) yang mendukung pembelajaran, yang membantu
menyiapkan makanan tambahan, pentas seni, kunjungan lapangan,bazar dan kegiatan
lainnya.
4.
Tahap Pelaksanaan
a.
Persiapan
1)
Sosialisasi
Mengadakan
pertemuan dengan para orangtua untuk menyampaiakn tentang apa itu volunteer,
pentingnya volunteer, bagaimana cara orangtua terlibat dalam program volunteer,
serta memberikan motivasi pada orangtua agar semangat menjadi untuk terlibat
dalam program di lembaga PAUD.
2)
Identifikasi
Melakukan pendataan tentang kompetensi, pekerjaan, minat dan bakat
orangtua. Hal tersebut dilakukan agar lembaga dapat melibatkan orangtua sesuai
dengan kemampuan dan keinginannya sendiri tanpa ada paksaan dari pihak lain.
Pendataan dilakukan dengan cara menyebar instrument identifikasi dan wawancara
dengan para orangtua.
3)
Rekruitmen
Merekrut tenaga volunteer secara terbuka sehingga semua keluarga
mengetahui bahwa bakat atau kemampuan mereka dapat diterima sesuai dengan waktu
yang mereka miliki.
4)
Orientasi
Mengadakan orientasi kepada orangtua yang akan terlibat dalam kegiatan
volunteer dan merumuskan hal-hal teknis yang akan dilakukan secara bersama
antara pihak lembaga PAUD dan orangtua.
5)
Perencanaan kegiatan
Merencanakan kegiatan yang bermakna untuk dilakukan orangtua/keluarga
sesuai dengan minat, bakat dan waktu yang orangtua miliki.
6)
Penyusunan jadual
Membuat jadual yang
disepakati oleh semua pihak bahkan bagi orangtua yang bekerja sehingga mereka
dapat juga ikut berpartisipasi sebagai volunteer.
b. Pelaksanaan
1)
Pengorganisasian kegiatan
Mengorganisasikan
kegiatan volunteer dan menyesuaikan bakat dan waktu dengan kegiatan di lembaga
dan kebutuhan anak sehingga para volunteer dapat bekerja dengan produktif.
2)
Evaluasi kegiatan
Melakukan evaluasi terhadap para orangtua yang menjadi volunteer untuk
mengetahui efektifitas pelaksanaan program. Evaluasi dapat dilakukan dengan
cara observasi dan wawancara dengan para volunteer untuk menggali permasalahan
dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada.
BAB
IV
PENUTUP
Pengasuhan adalah
kegiatan merawat, mendampingi, memfasilitasi, dan mengevaluasi seluruh aspek
perkembangan anak dan merespon secara positif
perilaku anak. Pengasuhan anak bisa dilakukan oleh pendidik, orang tua, atau
anggota keluarga yang lain.
Pengasuhan
bertujuan memberikan bantuan kepada anak usia dini, agar potensi yang dimiliki
anak dapat tumbuh dan berkembang lebih baik. Kegiatan pengasuhan ini selain di rumah juga dilakukan di Lembaga PAUD.
Dalam Lemabag PAUD ini anak usia dini
dapat diarahkan pada program yang lebih terarah dan terpadu.
Pedoman program pengasuhan PAUD
Holistik Integratif disusun sebagai acuan dalam melaksanakan program pengasuhan
yang merupakan salah satu program PAUD Holistik Integratif. Pelaksanaan program
pengasuhan ini harus terintegrasi dengan program PAUD Holistik Integratif yang
lain seperti pendidikan, perawatan dan perlindungan anak sehingga PAUD Holistik
Integratif dapat dilaksanakan dengan maksimal.
PENGELOLAAN ROGRAM PARENTING
DI LEMBAGA PAUD
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL
P2PNFI REGIONAL 2 SEMARANG
2012
Langganan:
Postingan (Atom)